Saturday, November 11, 2006

Semusim Tak Bersua.....

maafkanlah tak bersua karena bukan tak mau
maafkan kawan...
Pernahkah kalian berpikir darimana aku dapat menapakkan kakiku kepadamu...
dari rasa sayangku pada kalianlah kawan!
tak bersuapun, aku memaafkanmu,
tak bersuapun kita saling bermaafan,...

kawanku tersayang ,
sudah lama kita tak bersua
sudah lama kuharap kalian datang ke gubug kecilku,
jauh dari keraton itu,
jauh pula dari klewer yang tersohor itu..

kalian sedih, akupun sedih..
Sudahlah,
tak bersuapun masih dapat menutupi kerinduanku akan kalian
kerinduanku dari sego liwet dan nasi tumpang khasmu
tak bersuapun aku masih memikirkan kalian,
dan takbersuapun kuharap persahabatan kita tetap terjalin,
Harapku, mampirlah ke Gubukku,

Sang Perempuan

Tiba saatnya sang perempuan tak memberi hati lagi pada sang kekasih..
Tiba saatnya datang sang perempuan yang tangguh dan pantang menyerah....
Bukan pemaaf yang terlalu mudah untuk memaafkan kesalahan,
Tapi adalah pemaaf yang memberi kesadaran pada yang tersalah....
Bagaimana kau bisa berpikir,
bahwa perempuan itu memaafkanmu, sedang ia selalu kau sakiti,
Pernahkah kau lihat lukanya dibalik senyuman yang menghiasi bibir mungilnya?
Dapatkah kau berterima kasih padanya telah menjagakan benihmu untuknya?
Tiba saat sang perempuan meronta, membiarkanmu pergi tanpa arah nyata,
ketika kau tersadar kaupun kembali,
kembali dan kembali,
dan kau berjanji padaku untuk tidak menyakitinya lagi,
Maka perempuan itu akan memaafkanmu...

ANGPAW LEBARAN


Angpaw lebaran tak hanya memberi banyak keceriaan di wajah-wajah si kecil yang belum tahu menahu tentang uang,
tapi kami yang sudah besar pun mendapatkan jatah dari orang yang paling kami hormati ini, ya PAKDE kami,
dari bayi berusia setengah tahun, hingga kakakku yang sudah bersuami dan berputra mendapat jatah duapuluh ribuan,
lumayan gumamku, buat beli pulsa ok juga nih,....
ya, kapan lagi kami akan berkumpul seperti ini saling maaf-maafan dan menerima jatah angpaw,
Kunantikan lebaran selanjutnya denagn angpaw yang lebih besar, bahkan dapat memberi angpaw pada ponakan-ponakan yang masih imut-imut

amarahnya









amarahnya tlah membara di ubun-ubun...
kau bagai diterkam harimau betina siang itu..
kini tanyalah pada dirimu,
sudilah kiranya ia memaafkanmu..
kau bakar hatinya dengan bara-bara yang masih tersisa..
kau buat ia remuk redam,
sejenak kemudian kau berpaling padaku ,
lalu ,
dan...
kemudian,
kau minta dirimu dimaafkan,
aku maafkan,
yang kutahu kau harus lebih baik,
tenangkanlah hatinya saat fajar masih di ufuk timur,
saat mentari belum tenggelam dan ditelan awan,serta
sebelum terkaram pada buih-buih gelombang
kutahu suatu saat nanti kau akan kembali...
kembali ke fitrah yang suci,
berharaplah Tuhan memanjangkan umurmu, sayang...

Friday, November 10, 2006

Lewat Tengah Malam dan Menjadi Milyader

Lewat tengah malam,
kau mengetuk hatiku untuk segera bangun
mengenali suaramu diujung ruang itu,
dengan lembut dan rasa kantuk kujawab sapaan khasmu

kau masih saja berkutik dengan key board di depanmu,
menata kotak demi kotak berita untuk hari ini,
dunia cyber, dunia keseharianmu,...
cyber news...

Kudengar riuh suara orang yang lain yang masih bergadang malam di itu
melalui ujung genggaman ponsel tanganku
matamu tertuju pada sebuah layar, tentang berita hari ini..
berita terbaru, tentang sang milyader baru,
katamu,

Seusai pembicaraan kita, esoknya aku teringat...
Seandainya kita jadi milyader,
akankah kita ingat berapa banyak yang akan kita tanamkan pada pialang-pialang saham
yang setiap hari angkanya selalu berputar,berbelanja ini itu, bahkan membeli manusia...
lalu akankah kita ingat menanam uang kita pada saham abadi untuk kita nantinya,
pelebur dosa selama hidup dengan berlimpah harta,
pemberi ampun terhadap dosa yang tlah berlalu,
Ingatkah kiranya kita,
2,5% harta kita untuk mereka?
ya , ingatkah kita saat kita menjadi milyader?
Semoga Tuhan selalu mengingatkan kita,



Sunday, November 05, 2006

Berkumpul dan Ceria


Tak Terasa setahun sudah tak berkumpul seperti ini
Di Hari Yang Fitrah
Semua tertawa riang menyambut kemenangan
Saling memaafkan dan berjabat tangan..
Ayah dan Ibu
Ibu dan anak
Ayah dan Anak
Kakak dan adik
Pakde dan Bude
Paklik dan Bulik
Sepupu dan Ponakan
Sedangkan Eyang putri dan Eyang Kakung Telah tiada
Kini tinggal kami yang mewarisinya
Dan berharap Tali Persaudaraan tetap kokoh


Thursday, November 02, 2006

ANGPAW LEBARAN


Angpaw lebaran tak hanya memberi banyak keceriaan di wajah-wajah si kecil yang belum tahu menahu tentang uang,
tapi kami yang sudah besar pun mendapatkan jatah dari orang yang paling kami hormati ini, ya PAKDE kami,
dari bayi berusia setengah tahun, hingga kakakku yang sudah bersuami dan berputra mendapat jatah duapuluh ribuan,
lumayan gumamku, buat beli pulsa ok juga nih,....
ya, kapan lagi kami akan berkumpul seperti ini saling maaf-maafan dan menerima jatah angpaw,
Kunantikan lebaran selanjutnya denagn angpaw yang lebih besar, bahkan dapat memberi angpaw pada ponakan-ponakan yang masih imut-imut